Ikan Sepat Siam
Sepat siam (Trichogaster pectoralis) ialah sejenis ikan air tawar anggota suku gurami (Osphronemidae). Di Jawa Timur ia juga dikenal dengan nama sliper. Dalam bahasa Inggris disebut Siamese gourami (Siam ialah nama lama Thailand) atau snake-skin gouramy, merujuk pada pola warna belang-belang di sisi tubuhnya.
Pemerian
Ikan rawa yang bertubuh sedang, panjang full mencapai 25cm; namun umumnya kurang dari xx cm[1]. Lebar pipih, dengan ekspresi agak meruncing.
Sirip-sirip punggung (dorsal), ekor, sirip dada dan sirip dubur berwarna gelap. Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang sampai ke ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek[2]. Rumus sirip punggungnya: VII (jari-jari keras atau duri) dan 10–11 (jari-jari lunak); dan sirip anal IX-XI, 36–38[3].
Ikan yang liar biasanya berwarna perak kusam kehitaman sampai agak kehijauan pada hampir seluruh tubuhnya. Terkadang sisi tubuh pecahan belakang tampak agak terperinci berbelang-belang miring. Sejalur bintik besar kehitaman, yang hanya terlihat pada individu berwarna terang, terdapat di sisi tubuh mulai dari belakang mata sampai ke pangkal ekor.[4]
Kebiasaan dan Penyebaran
Seperti umumnya sepat, ikan ini menyukai rawa-rawa, danau, sungai dan parit-parit yang berair tenang; terutama yang banyak ditumbuhi tumbuhan air[4]. Juga kerap terbawa oleh banjir dan masuk ke kolam-kolam serta saluran-saluran air sampai ke sawah-sawah.
Sebagian besar makanan sepat siam ialah tumbuh-tumbuhan air[4] dan lumut. Namun ikan ini juga mau memangsa hewan-hewan kecil di air, termasuk ikan-ikan kecil yang sanggup termuat di mulutnya. Ikan ini sering ditemui di tempat-tempat yang kelindungan oleh vegetasi atau sampah-sampah yang menyangkut di tepi air.
Ikan sepat siam menyimpan telur-telurnya dalam sebuah sarang busa yang dijagai oleh si jantan. Setelah menetas, anak-anak sepat diasuh oleh bapaknya itu sampai sanggup mencari makanan sendiri.
Sebagaimana kerabat dekatnya ialah tambakan, gurami, betok dan cupang, sepat siam tergolong ke dalam anak bangsa Anabantoidei. Kelompok ini dicirikan oleh adanya organ labirin (labyrinth) di ruang insangnya, yang amat memiliki kegunaan untuk membantu menghirup oksigen eksklusif dari udara. Adanya labirin ini memungkinkan ikan-ikan tersebut hidup di tempat-tempat yang miskin oksigen seolah-olah rawa-rawa, sawah dan lain-lain.[5] Akan tetapi, tak seolah-olah ikan-ikan yang memiliki kemampuan serupa (lihat misalnya ikan gabus, betok, atau lele), ikan sepat tak bisa bertahan lama di luar air. Ikan ini justru dikenal amat simpel mabuk dan lekas mati jikalau ditangkap.
Penyebaran asli ikan ini ialah di wilayah Asia Tenggara, terutama di lembah Sungai Mekong di Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam; juga dari lembah Sungai Chao Phraya[4]. Ikan ini diintroduksi ke Filipina, Malaysia, Indonesia, Singapura, Papua Nugini, Sri Lanka, dan Kaledonia Baru.[6]. Sepat siam dimasukkan ke Republic of Indonesia pada tahun 1934, untuk dikembangkan pembudidayaannya di kolam-kolam dan sawah[3]. Tahun 1937, sepat ini dimasukkan ke Danau Tempe di Sulawesi dan sedemikian berhasil, sehingga dua tahun kemudian ikan ini mendominasi 70% hasil ikan Danau Tempe[7]. Saat ini sepat siam telah meliar dan berbiak di aneka macam daerah di alam bebas, termasuk di Jawa.
Nilai ekonomi
Sepat siam merupakan ikan konsumsi yang penting, terutama sebagai sumber poly peptide di daerah pedesaan. Selain dijual dalam keadaan segar di pasar, sepat siam kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin dan diperdagangkan antar pulau di Indonesia.
Tidak seolah-olah jenis sepat yang lain, sepat siam kurang populer sebagai ikan akuarium. Namun terdapat beberapa varian yang berwarna cerah (putih, kuning atau merah) yang diperdagangkan sebagai ikan hias. Di Thailand, sepat siam merupakan salah satu dari lima ikan air tawar terpenting yang dibudidayakan untuk konsumsi maupun untuk akuarium[8].
Jenis yang serupa
- Ikan sepat rawa.
- Ikan gurami yang muda.
Belum ada Komentar untuk "Ikan Sepat Siam"
Posting Komentar