Organisasi Amatir Radio Indonesia - Orari
amatir radio di Indonesia. Organisasi ini resmi berdiri pada ix Juli 1968 atas dasar Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1967. Hingga tahun 2006, ORARI telah memiliki 31 ORARI Daerah dan 367 ORARI Lokal yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
ORARI ialah penggalan dari International Amateur Radio Union (IARU) yang merupakan Organisasi Amatir Radio Dunia. Ketentuan yang mengatur kegiatan Amatir Radio diatur pula dalam Radio Regulation yang di keluarkan oleh International Telecommunication Union (ITU).
Tingkat Kecakapan Amatir Radio
- Pemula
- Siaga
- Penggalang
- Penegak
Sejarah ORARI
Awal Organisasi Radio Amatir di Republik Indonesia
17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan dengan menggunakan sarana sederhana karya para Amatir Radio, mulai dari mikrofon sampai pemancar untuk menyebarluaskan Proklamasi Bangsa Republic of Indonesia ke seluruh dunia.
Era Kemerdekaan Republic of Indonesia dimulai, sebagian dari para Amatir Radio tetap bertahan sebagai radio pejuang dan sebagian lagi membentuk Persatoean Amatir Radio Republic of Indonesia (PARI) guna memudahkan koordinasi antaramatir radio dalam menyerap teknologi.
Akan tetapi, situasi ini tidak bertahan lama. Tahun 1952 situasi negara tidak menguntungkan dengan munculnya berbagai pemberontakan. Timbul kekhawatiran Pemerintah Amatir Radio akan dimanfaatkan kaum pemberontak, maka di berlakukanlah keadaan darurat perang (SOB) dan dikeluarkan Maklumat yang berisi: “Hanya pemancar radio milik pemerintah yang boleh mengudara, dan perorangan tidak dibenarkan memiliki pemancar radio“, dengan keluarnya maklumat tersebut, PARI terpaksa dibekukan.
Tahun 1965 merupakan sejarah pahit bangsa Indonesia. Sementara tahun 1966 merupakan masa pergolakan mahasiswa yang didukung masyarakat untuk menegakkan keadilan dan kebenaran di bumi pertiwi ini. Kesatuan Aksi Mahasiswa Republic of Indonesia (KAMI) yang berjuang dengan aksi demostrasi memerlukan sarana komunikasi dan warta setelah media Harian KAMI dihentikan terbit. Tanggal fourteen Februari 1966, sekelompok mahasiwa publistik yang tergabung dalam wadah KAMI membentuk radio siaran usaha bernama Radio Ampera. Radio Ampera menginformasikan kepada masyarakat akan usaha mereka dalam menumbangkan kezaliman Orde Lama dan menuntut pembubaran PKI. Stasiun radio ini hanya betahan sampai tanggal 26 Februari 1966.
Dengan hilangnya Radio Ampera, para laskar Ampera mendirikan berbagai stasiun radio pengganti, mirip FK UI, STTN, Remaco, TU47 RC, RMD, RH22, RC77, Radio Fakultas Tehnik UI, Radio Angkatan Muda, Kayu Manis, dan Draba. Sudah tentu semua radio siaran itu merupakan siaran yang tidak memiliki izin alias Radio gelap. Dengan melakukan kegiatan komunikasi koordinasi kesatuan aksi dan siaran radio perjuangan, semua stasiun radio tersebut menamakan diri sebagai Radio Amatir. Terbentuknya ORARI boleh dikatakan berawal di DKI Jakarta dan Jawa Barat atau pulau Jawa pada umumnya dan diprakarsai oleh kegiatan aksi mahasiwa, pelajar, dan kaum muda.
Jumlah stasiun-stasiun radio amatir terus bertambah dengan pesat. Akibatnya, frekuensi kian tidak terkendali dan pengertian radio amatir menjadi kabur. Beberapa tokoh Amatir Radio berupaya untuk menjernihkan suasana dengan membentuk perkumpulan-perkumpulan, antara lain:
- Persatuan Amatir Radio DKI Jakarta (PARD)
- Persatuan Amatir Radio Bandung (PARB)
- Persatuan Amatir Radio Republic of Indonesia (PARI)
- Persatuan Radio Amatir Republic of Indonesia (PRAI)
Perkumpulan ini dibuat dengan maksud untuk mendata stasiun radio amatir yang bermunculan serta melakukan bimbingan serta pengawasan dan pengedalian terhadapnya. Diadakanlah pendataan dan ujian bagi yang berminat serta diterbitkanlah tanda pengenal dan izin mengudara, baik untuk komunikasi dan eksperimen maupun untuk siaran.
Sadar lantaran semakin banyaknya radio siaran bermunculan, yang memerlukan suatu koordinasi demi tercapainya usaha Orde Baru (ORBA), maka dibentuklah, pada tahun 1966 oleh para mahasiwa, suatu wadah yang diberi nama PARD (Persatuan Radio Amatir Djakarta). Di antara koordinatornya ialah Willy A. Karamoy; Ismet Hadad; dan Rusdi Saleh. Di Bandung terbentuk PARB. Bagi anggota yang hanya berminat dalam bidang teknik wajib menempuh ujian tehnik dan bagi kelompok radio siaran di samping perlu adanya teknisi yang telah diuji juga wajib menempuh ujian tehnik siaran dan publisistik. Setelah itu, semuanya diberi callsign menggunakan prefix X, kode surface area 1 sampai dengan eleven dan suffix two huruf sedangkan huruf suffix pertamanya mengidentifikasikan tingkat keterampilannya Influenza A virus subtype H5N1 sampai dengan F, mirip X6AM, X11CB. Adapun untuk radio siaran diberi suffix iii huruf. Pada mulanya, PARD merupakan wadah bagi para amatir radio dan sekaligus radio siaran sehingga saat itu secara salah masyarakat mengidentikan radio amatir sebagai radio siaran non-RRI. Oleh lantaran adanya tingkatan keterampilan, PARD saat itu juga menyelenggarakan ujian kenaikan tingkat.
Di samping itu, terdapat juga para Amatir Radio kala 1945-1952 yang tergabung dalam PARI (Persatoean Amatir Repoeblik Republic of Indonesia 1950), di antaranya terdapat nama-nama, Soehodo †. (YBØAB), Dick Tamimi †. (YBØAC), Soehindrio (YBØAD), Agus Amanto † (YBØAE), B. Zulkarnaen †. (YBØAU), dan Koentojo † (YBØAV). Di antara mereka ternyata ada juga yang menjadi anggota PARD, mirip (YBØAE) dan (YBØAU).
Penertiban Kegiatan Amatir Radio Tahun 1967
Upaya pendataan dan penertiban melalui perkumpulan / komunitas tidak semuanya berhasil untuk mengatasi kesemerawutan frekuensi, lantaran tidak semua pengguna pemancar radio mau bergabung dalam perkumpulan ini.
Demi ketertiban pemakaian frekwensi di DKI Jakarta pada pertengahan 1967 atas prakarsa bapak Bambang Soehardi † selaku Ka Hubdam V Jaya diberlakukan wajib daftar bagi setiap Amatir radio dan broadcaster di Hubdam V Jaya dengan rekomendasi dari PARD dan masa berlakunya surat tanda pendaftarannya ialah iii bulan, walaupun surat tanda Daftar baru keluar ± bulan Juni 1968.
Pada Akhir tahun 1967 atas prakarsa Dr. Rubiono Kertopati † (salah seorang perintis Lembaga Sandi Negara) selaku ketua Dewan Telkomunikasi, Koentojo † (YBØAV) selaku Sekretaris Dewan TelKom dan bapak Soerjadi † (YBØAZ) selaku Ka HubAd memanggil tokoh-tokoh dari berbagai perhimpunan Amatir Radio tersebut, guna membahas dan merumuskan ketentuan tentang kegiatan Amatir Radio di Indonesia. Hasil-nya, pada tanggal xxx Desember 1967 terbitlah Peraturan Pemerintah no. 21 tahun 1967 tentang Kegiatan Amatir Radio Indonesia, yang antara lain Membentuk Organisasi Amatir Radio Republic of Indonesia yang mewajibkan para Amatir Radio di Republic of Indonesia untuk bergabung di dalamnya, serta AD/ART diatur lebih lanjut oleh Menteri.
Terbentuknya Organisasi Radio Amatir Republic of Indonesia ix Juli 1968
Atas dasar PP 21/1967 maka pada tanggal ix Juli 1968 dilingkungan Sekretariat Negara pada waktu itu dan tanpa kesibukan yang menonjol dengan dihadiri para pimpinan perhimpunan Amatir Radio dan sejumlah calon anggota yang berdomisili terutama di pulau Jawa. Mereka berkumpul dan oke untuk melebur dalam sebuah wadah tunggal yang disebut sebagai ORARI – Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia. , Terbentuklah ORARI dan simpel pada awalnya hanya mencakup pulau Jawa yang terdiri atas iv Region yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selanjutnya dalam kongres ke two namanya disempurnakan menjadi ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA (ORARI) . Dengan demikian tanggal ix Juli 1968 merupakan hari lahirnya ORARI dan hari Amatir Radio Indonesia. Ketua ORARI Nasional dijabat oleh Bapak Koentoyo † (YBØAV). Dengan terbentuknya wadah yang sah ini maka, para Amatir merasa lega lantaran mampu secara sah melakukan kegiatannya.
Tenaga penguji di Dewan Telkom saat itu sangat terbatas dan hanya diperuntukan untuk menguji calon Operator dan Markonis radio maka, Dewan belum mungkin menyelenggarakan ujian untuk calon anggota ORARI dan untuk kebutuhan ini ORARI diberi wewenang sementara untuk menyelenggarakan sendiri ujian Amatir bagi calon anggotanya. Dan untuk mengurus keperluan perizinan seluruh anggota ORARI telah ditunjuk wakil tetap ORARI di Dewan Telekomunikasi RI, yaitu, Herry Sembel (YBØBR) dan Hasan Koesoema (YBØAH).
Dengan terbentuknya ORARI maka terjadilah masa transisi dalam meletakan istilah Amatir pada tempatnya, terutama dimasyarakat dan bahkan banyak diantara pengurus terutama didaerah masih mengidentikan kegiatan Amatir radio dengan Radio siaran not RRI. Hal ini terlihat dengan adanya radio-radio siaran dan badan-badan usaha yang melegalitaskan kegiatan siaran/ komunikasi usahanya dengan merekrut anggotanya menjadi anggota ORARI. Untuk mempersingkat masa transisi ini dan mencegah jangan adalagi suatu tubuh radio siaran atau tubuh lainnya mengajukan permohonan menjadi anggota ORARI maka pada Bulan Februari 1969 Bapak Koentoyo selaku Sekretaris Dewan Telekom menugaskan Bapak Engkus selaku staff Dewan Telekom dan Hasan Koesoema selaku wakil tetap ORARI di Dewan Telekom untuk memperlihatkan pengarahan pada pembina dan pengurus ORARI di Jawa tengah dan Jawa Timur. Dari hasil pengarahan dan pengamatan ternyata Jawa tengah Bapak Imam Poerwito selaku KAHUBDAM Kodam Diponegoro dan selaku ketua ORARI sudah sejak awal membuat langkah - langkah antisipasi sepert melakukan screening calon anggota dengan ketat melalui ujian dan ini dibuktikan dengan terdominasinya kegiatan ORARI Semarang oleh anggota-anggotanya yang melakukan kegiatan amatir tulen, mirip pemancar rakitan sendiri kegiatan QSO sebagainya. Namun di jawa timur baru setelah diberikan pengarahan pembina ORARI Bapak Telwe baru menyadari akan pandangannya yang keliru tentang kegiatan amatir radio.
Terbentuknya ORARI DKI Jakarta
Terbentuk ORARI DAERAH KHUSUS IBUKOTA (ODJ) dan anggotanya terdiri atas mereka yang tergabung dalam PARI dan PARD, dengan ketua Willy A. Karamoy † (YBØBV) , Dibantu pelopor lainya mirip M.S. Tamimi † (YBØAC), Soehindriyo (YBØAD), B. Zoelkarnain † (YBØAU), Soetikno Boechari (YBØAG), Hasan Koesoema (YBØAH), John H. Kertayasa † (YBØAR), Herry Sembel (YBØBR), RAJ Lumenta † (YBØBY) dan lainnya. ODJ secara simpel mewakili tempat lainnya di Dewan Telekomunikasi. Kegiatan ujian diketuai oleh Soetikno Boechari (YBØAG), bahan ujian mencakup teori / praktek bidang tehnik dan Operating procedures / CW. Dan kegiatan ujian dilakukan 1 bulan sekali.
Sampai saat ini kengurusan ODJ sudah beberapa kali berganti diawali dengan Willy A. Karamoy † (YBØBV), Soewondo † (YBØAT), M.I. Khadja (YBØBU), Barata † (YBØAY), T. Zulkarnaen (YBØBZT) dan Sugeng Supriatna - (YCØSGF) Pada masa kepemimpinan YBØBU terjadi booming anggota sekitar tahun 1978, banyak anggota masyarakat mendadak ingin menjadi anggota bahkan dengan segala cara dan lantaran adanya juga anggota yang vested interes terjadilah krisis berupa usaha menjatuhkan pengurus ORARI Daerah DKI Jakarta (ODJ) dan syukur berkat asaz musyawarah dan mufakat diantara aktivis, krisis tsb. mampu diatasi dengan baik. Dan setelah itu pula penyelenggaraan ujian diserahkan kepada Departemen Telekomunikasi.
Sepintas Sejarah Amatir Radio di Luar Jakarta
Di Jawa barat pada awalnya bermula di Bandung dengan wadah PARB (Persatuan Amatir Radio Bandung) yang kemudian berkembang menjadi PARI yang mencakup seluruh Jawa Barat dan kemudian berkembang menjadi ORARI Regional 1 dengan ketua Tom Patah †. (YB1ZA) yang dibantu oleh pengurus lainnya mirip Yos Urbanus Kaseger †. (YB1AG), Ikin Mansur (YB1AB), Robin Kain † (YB1KW), Darya † (YB1CR), Soeyoto † (YB1AY), Moehartono † (YB1PG) dan lainnya.
Di Jawa Tengah, Anggotanya terdiri atas mereka yang tergabung dalam PRAI dengan Imam Poerwito (YB2AB) sebagai ketua dibantu pelopor lainnya mirip Djahari (YB2AG), Soeyono † (YB2AU) dll
Di Jawa Timur, ORARI terbentuk dengan pembina Bapak Telwe, Ketua Soegeng Soenarjo (YB3AB), dibantu oleh Putu Wijaya (YB3AD), Wilson (YB3DC), Soepardi (YB3DD) dan lainnya.
Kegiatan Amatir Radio
- ARC, Amatir Radio Club, perkumpulan amatir radio biasanya di bawah lokal ORARI.
- Contest, pertandingan berkomunikasi radio
- DX, komunikasi jarak jauh antar benua
- DX-pedition, expedisi / perjalanan ke tempat langka & beroperasi dari sana.
- Field Day, bekerja di lapangan dengan peralatan minimal.
- Fox Hunting, lomba mencari pemancar gelap.
- Net, cek-in / absen secara periodik, biasanya setiap hari pada jam tertentu.
- QRP, bekerja dengan daya kecil biasanya sekitar 1-5Watt saja.
- QSL Card, pertukaran kartu tanda pernah berkomunikasi
- Special Event Station, stasiun yang di operasikan pada kegiatan / termination khusus.
- CORE (Communication too Rescue) ORARI, ialah kegiatan kegiatan yang dikembangkan sebagai bentuk kepedulian ORARI dalam menghadapi situasi kebencanaan, dan kedaruratan yang terjadi.
Teknik Radio
Ada beberapa teknik radio yang sering dipelajari oleh seorang amatir radio, seperti,
- Teknik Antenna
- Teknik Membuat Pemancar Sendiri (Homebrew)
- Teknik Gelombang Mikro (microwave)
- Teknik Komunikasi kode Morse (Continous Wave)
- Teknik Komunikasi Satelit (Amatir Satelit)
- Teknik Komunikasi melalui Bulan sebagai satelit pasif public Luna public (EME)
- Teknik Modulasi
- Teknik Televisi Amatir
- Slow Scan TV (SSTV)
- Fast Scan TV
- Teknik Komunikasi Digital
- Radio Teletype (RTTY)
- Radio Paket
- Jaringan Data Kecepatan Tinggi di 2.4 GHz & 5.8 GHz.
- PSK31
- Propagasi Radio
- Teknik jaringan komputer / Internet di kenal sebagai AMPRNet, menggunakan domain .ampr.org dan keluarga IP address 44.132.x.x. Koordinator AMPRNet Republic of Indonesia ialah Onno W. Purbo, YC0MLC.
Silahkan bring together chat Radio Komunikasi Republic of Indonesia di TELEGRAM --> https://t.me/joinchat/
Sumber :
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Amatir_Radio_Indonesia
2. https://orari.or.id/sejarah-orari.html
Belum ada Komentar untuk "Organisasi Amatir Radio Indonesia - Orari"
Posting Komentar